28 November 2006

Ruang Publikasi

Percaya atau tidak, setiap ruang publikasi tulisan di media massa memiliki karakter dan standar berbeda-beda. Redaktur surat kabar punya "selera" tulisan berbeda dengan redaktur surat kabar lainnya. Selera ini sangat menentukan karakter tulisan yang dipublikasikan di media tersebut. Karenanya, hampir bisa dipastikan artikel di koran A berbeda dengan koran B. Cerpen karya si A tidak bisa dimuat di media X karena redaktur cerpen media X tidak menyukai gaya tulisan si A.

Untuk sedikit membesarkan hati kita, belum tentu karya kita tidak bagus dengan menggunakan banyaknya jumlah surat penolakan sebagai tolok ukur. Bisa jadi pula, naskah kita hanya salah masuk lubang sehingga "dimuntahkan" lagi.

Oleh karena itu, sebagai seorang yang menahbiskan diri untuk berkarya dalam dunia tulis-menulis, mengetahui lubang yang tepat harus menjadi syarat yang mutlak. Kalau dalam bahasa marketing, kita harus tahu cara menjual naskah kita. Jangan sampai kita mengirimkan naskah novel tinlit ke penerbit yang dalam sejarah belum pernah dan tidak akan menerbitkan buku tinlit.

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mempermudah jalan kita menjual naskah:
1. ketahui benar naskah yang dibutuhkan oleh media/penerbit
2. kenali spirit media/penerbit dengan membeli (setidaknya membaca) terbitan mereka
3. kalau ada kesempatan, ketahuilah visi terbitan dengan bertanya langsung kepada redaktur/editor
4. catat dengan benar alamat redaksi/penerbit untuk mengurangi risiko "salah kirim"

1 comment:

-ian- said...

hi, thanks
saya lagi bermimpi buat nerbitin buku nih