07 April 2005

ruang imajiner

Saat menulis, seorang penulis berkeyakinan telah menciptakan sebuah ruang imajiner yang "konkret". Banyak orang yang membayangkan kekonkretan ruang itu sepadat ruang dalam dunia nyata. Tidak mengherankan bila sebagian orang merasakan keharusan untuk menjadi nyata dalam sebuah dunia yang jelas-jelas imajiner.

Untuk mempermudahnya, bentuk cerita rekaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu fiksi realis dan fantasi. Pembagian ini memiliki kerancuan yang nyata karena fiksi realis diasumsikan menciptakan dunia yang selayaknya dunia nyata. Ruang imajiner yang diciptakan pengarang idem ditto dengan dunia real.

Pembagian kedua, adalah fiksi fantasi. Ini juga rancu karena sama saja mengandaikan ada cerita fiksi yang tidak fantasi atau imajiner.

Jadi, adakah batas fantasi dan real dalam dunia imajiner?

1 comment:

Faiq Aminuddin said...

bagaimana dengan cerita tentang anak yang berfantasi